Sabtu, 12 September 2015

"TIPS MENUNGGU DAN MENJEMPUT HADIRNYA JODOH"

1. Jangan fokus pada siapa yang harus dipilih. Tapi fokus melakukan perubahan diri yang lebih baik agar pantas mendapatkan jodoh yang baik.
 

2. Jangan menginginkan seseorang menjadi seperti yang kita harapkan. Tapi bagaimana kita bisa menjadikan diri seperti orang yang kita harapkan.
 

3. Berusaha memposisikan diri untuk siap lahir batin serta berani menghadapi pernikahan kapanpun jika sewaktu-waktu jodoh telah hadir.
 

4. Berusaha untuk tidak patah semangat dan trauma terhadap masa lalu yang kurang menyenangkan. Bukalah lembaran baru yang lebih baik mulai hari ini dan untuk hari-hari selanjutnya.
 

5. Menjalin hubungan persahabatan dan persaudaraan sebanyak-banyaknya. Akan lebih baik jika banyak bergaul dengan sahabat yang baik. Siapa tahu jodoh kita berada di antara mereka.
 

6. Jangan terburu-buru menilai atau memberi kesimpulan kepada seseorang itu tidak layak bersama kita. Karena sejatinya jodoh itu akan hadir atas ridha Allah. Sedangkan kewajiban kita hanya berikhtiar.
 

7. Jangan terlalu mengkhawatirkan usia. Di usia berapapun menikah tetap baik jika kita mampu mempertanggungjawabkan pernikahan tersebut di hadapan Allah. Bagi pasangan, keluarga besar serta masyarakat.
 

8. Teruslah beriikhtiar dan berdoa. Karena doa bisa mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin sesuai kehendak-Nya.
Ya Allah..
 

Dekatkanlah jodoh orang yang membaca status ini.
Tenteramkanlah hatinya.
Lapangkanlah dadanya.
Bahagiakanlah hidupnya.
Luaskan rezekinya.
Mudahkan segala urusannya.
Kabulkan cita-citanya.
Jauhkan dari segala musibah.
Jauhkan dari segala penyakit, fitnah, prasangka keji, berkata kasar serta kemunkaran.
Aamiin Allahumma Aamiin.


posted by:
Aef sugihartoni

Rabu, 26 Agustus 2015

NOVEL : Sepenggal Cinta di Padang Pasir




Tasbih kayu Cendana

Aku baru sadar setelah terbaring di bangsal kesehatan. Rupanya aku tadi pingsan. Tampak beberapa orang mengerumuniku. Ada Toyib, pak Asror, dok.Elih dan Annah.
“Syukurlah, kau sudah sadar...” kata dok.Elih.
”Ton, selamat ya. Kamu adalah pahlawan tim kami. Tanpamu kami sudah dibuat malu lawan. Kami bangga memiliki petugas haji seperti anda,” ucap pak Asror tersenyum lebar. ”Iya, dia bahkan sampai pingsan demi kemenangan tim kita. Kucatat separuh lebih angka yang kita dapat berasal dari bolanya di babak ketiga,” ujar Topyib.
”Annah ingin mengucapkan sesuatu ?” tanya pak Asror.
”Atau kita keluar dulu pak, memberi kesempatan pada yang muda,” minta dok.Elih.
”Eh dulu kan dokter  yang minta Sugihartoni tidak mendekati Anna,” canda pak Asror. Dok.Elih pun malu dan menggandeng keluar tangan pak Asror.
Kini tinggal aku dan Annah. Rahangku masih sakit kena smash yang telak semalam. Annah duduk disampingku. Aku pikir ini moment yang tepat untuk mengatakan sesuatu padanya. Sebenarnya aku sudah menyiapkan surat tapi urung kusampaikan. Aku tahu dia mau menikah.
”Ton terimakasih, kamu telah menyelamatkan tim kita dari kekalahan. Aku sangat
mengagumi penampilanmu,”
“Terimakasih Annah , kamu gadis yang baik. Oh ya, kabarnya kamu akan menikah?” Lagi-lagi Annah tidak bisa menyembunyikan perasaannya.
”Maafkan, aku telah menerima lamaran seseorang,” katanya tersendat-sendat
” Siapa?”
”Di kotaku ada seorang ustads ternama, ustads Mansyur melamarku untuk keponakannya. Waktu itu aku menolaknya karena aku masih menunggu teman dekatku, dari Malaysia.”
”Iya, Bidan Dedeh pernah bercerita tentang dokter itu,”
Annah diam sejenak diambilnya sapu tangan untuk menyeka Air matanya. Dia menceritakan perihal lamaran ustads hingga ia menerimanya. Aku mendengarkan sambil rebahan. Kutatap kosong langit-langit. Mataku berlinang. Tak tahan mendengar cerita Annah. Tapi aku tak bisa
menyalahkannya.
”Sebelum aku memberi keputusan ke ustads, aku menelponmu, aku ingin minta pendapatmu, sayang ponselmu nggak aktif. Akhirnya kuterima lamaran mereka, tiga hari lagi insya Allah aku menikah di depan Kabah,”
Aku diam mematung. Saat Annah  menelpon hapeku ketinggalan karena aku pergi menemu Soraya yang dilanda musibah. Aku harus menghadapi kenyataan. Kucoba membaca pikirannya.
”Kamu ikhlaskan Ton, aku menikah dengan orang lain?”
Aku sulit menjawabnya. Dia bertanya saat sudah membuat keputusan. Aku tidak punya jawaban lain.
“Insya Allah Annah, jagalah harga dirimu dan martabat keluargamu. Kalau kau sudah berjanji janganlah mengingkari. Meski bagiku berat, tapi aku lebih keberatan lagi kalau Allah akan melaknatmu gara-gara kau ingkari janji.”
“Wahai wanita suci, rekatkanlah silaturahmi. Jagalah ukhuwah Islamiyah. Jagalah nama baik keluargamu Jangan pikirkan aku, aku orang biasa belum tentu bisa membahagiakanmu.’ Annah  menangis. Andaikan agama ini tak melarang aku ingin mengusap air matanya. Aku ingin mendekapnya supaya dia tidak sedih. Gadis itu mengambil sesuatu dari tasnya.
”Ton, terimakasih mushab darimu cantik sekali. Aku punya kenang-kenangan untukmu. Ini tasbih milik ayahku. Kemana-mana aku bawa. Kini kuberikan padamu, supaya kita bisa menjalin silaturahmi selamanya,”
Kupandangi wajah Annah. Kujulurkan tangan menerimanya. Sebuah tasbih dari kayu cendana. Dari luar Toyib berteriak mengajakku makan. Aku pun meninggalkan gadis itu.
”Jaga diri baik-baik Annah, semoga bahagia,” kataku. Matanya sayu. Aku tak tahu apakah setelah ini masih bisa melihat gadis Melayu itu lagi.
Toyib tahu aku berduka. Sebenarnya aku tak selera makan, tapi kupaksa mulut ini
mengunyah.
”Berita pernikahan Annah sudah menyebar ke mana-mana. Hampir semua petugas
membicarakannya,” ujarnya. ”Toyib... memang jodoh urusan Tuhan. Tapi dalam kasus ini, aku ikut andil atas keputusan Annah, karena aku tidak pernah mengungkapkan perasaanku. ” ”Sudahlah, lupakanlah Annah.,” katanya menepuk pundakku.
***


Jumat, 21 Agustus 2015

surat cinta untuk calon istriku







Bissmillahirrahmanirrahiim.

Wahai calon istriku dimanapun engkau berada sekarang, bila saatnya tiba kau membaca surat cintaku ini, aku hanya berharap di hari saat dimana kau kecup tanganku untuk yang pertama kali dihadapan penghulu, para saksi, orang tua kita, saudaramu, saudaraku, sahabatmu dan sahabatku adalah simbol cintamu yang akan selalu ada disisiku sampai malaikat Izrail menghampiri kita.


Wahai calon bidadari surgaku, jangan kaget ya bila aku menuliskan surat cinta ini jauh dari hari saat di mana kau membacanya. Saat aku belum melihat paras cantikmu, saat aku belum mengenal akhlak muliamu, saat aku belum tahu namamu. Jangan khawatir sayang, dulu kita sudah pernah bertemu. Saat di alam ruh. Alloh telah memilihkan dirimu untuk menjadi istriku, saat empat bulan masa kandunganku di dalam perut ibu. Sejak saat itu namamu sudah disandingkan di sebelah namaku. Sejak saat itu aku sudah mencintaimu.


Hai cantik, selain mahar yang kau minta saat pernikahan kita nanti. Aku ingin memberikan sebuah hadiah lagi untukmu yaitu mukjizat Nabi kita yang terakhir. Al-Qur’anul Karim, yang akan selalu kau baca dengan suara merdumu, sebagai pelepas lelahku sepulang aku bekerja. Al-Qur’anul Karim, yang akan kau ajarkan betapa indah lantunan ayat-ayat suci kepada anak-anak kita nanti. Al-Qur’anul Karim, yang akan kau baca tepat disampingku nanti, saat aku telah terkulai lemah tak lagi berarti walau hanya untuk menjentikan jari.

Al-Qur’anul Karim, yang akan selalu kau bawa dan kau baca tepat di samping nisanku nanti apabila malaikat Izrail menjemputku lebih dulu. Tetap bacakan untukku walau hanya satu ayat ya sayang, aku pasti akan selalu merindukan suara bidadariku bernyanyi yaitu saat kau mengaji.

Hai cinta, mungkin aku tak lebih hebat dari ayahmu dalam menjagamu. Aku tak segagah ia melindungi dirimu dan mempertahankanmu dari para pria yang menginginkanmu darinya, termasuk aku yang pada akhirnya suatu saat nanti ia percayakan sebagai penggantinya untuk menjagamu. Tapi cinta, percayalah. Kaulah alasanku untuk belajar menjadi pria yang kuat. Pria yang rela walau harus sampai mati untuk melindungimu, demi menjaga hatimu, kehormatanmu juga ragamu. Dinginnya malam sekali pun tak akan aku biarkan mengigit kulit indahmu sayang.


Wahai calon pintu surga bagi anak-anakku kelak, saat kau sudah menggenapkan agamaku nanti, sesudah kau “Aamiiin” kan bacaan Al-Fatihahku untuk yang pertama kali dan setelah pertama kalinya kau cium tanganku selepas sholat, aku ingin saat itu kau selalu menjadi pengingatku. Aku hanyalah manusia biasa yang terkadang lupa dan sering melakukan salah dan aku hanyalah laki-laki yang tak peka seperti wanita. Sekali kau memohon: “Maukah kau lakukan itu untukku?” Demi apa pun, apalah arti dunia ini jika aku melihat air matamu, pasti akan kulakukan sepenuh hati hanya untukmu.

Wahai mentariku, aku berjanji tanpa sedikit pun aku menentang hal yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Saat kau menjadi istriku nanti, akan ku jadikan kau satu-satunya bidadari dunia dan akhiratku. Seperti halnya Sayiddina Ali yang menjadikan Fatimah Az Zahra sebagai satu-satunya bidadari bumi yang dimilikinya.

Hai kasih, tenanglah. Saat aku telah menjadi imammu nanti, tak akan pernah berhenti aku untuk mencari rezeki. Selama masih keluar keringat ku peras dari tubuhku, selama masih kuat ku banting tulang punggungku, aku akan terus menafkahimu. Tak akan kubiarkan kau dan anak-anak kita nanti kelaparan dan kehausan. Dan aku pastikan bahwa kalian tak akan pernah kekurangan cinta dariku.


Wahai tulang rusukku yang hilang, kalau boleh aku meminta. Aku menginginkan putri yang menjadi buah hati kita yang pertama. Kita didik ia menjadi anak yang saleha dan akan ku tanam sekeping jiwamu pada dirinya. Agar apabila suatu saat nanti kau yang di panggil lebih dulu oleh pemilikmu yang sebenar-benarnya, aku masih bisa melihat kau dalam diri putri kita. Dan aku ingin putra kita hanya terpaut satu tahun dengan kakaknya. Agar ia bisa tumbuh dewasa bersama saudari kandungnya. Dan akan ku tempa ia agar menjadi pria yang kuat, bahkan melebihi aku. Agar apabila suatu saat nanti aku yang kembali lebih dulu ke sisi-Nya, ia bisa menjaga ibu dan kakaknya seperti yang telah kulakukan dan kuajarkan kepadanya.

Hai manis, saat aku resmi menjadi suamimu nanti. Tak akan kulewatkan pagi tanpa mengecup keningmu yang harum. Akan kulakukan setiap aku hendak bekerja atau setiap kali aku hendak pergi meninggalkanmu. Dan akan selalu kulisankan tiga kata setelah bibirku ini meletakkan cinta di wajahmu: “I Love You”. Dan tak akan kulewatkan pula detik berharga sebelum kau memejamkan mata, kembali akan kuletakkan cinta di kening atau pipimu. Aku tak akan bosan untuk menciummu setiap hari sayang. Seperti halnya nabimu juga nabiku yang tak pernah bosan melakukan hal romantis ini kepada istrinya setiap hari.


Bidadariku, aku tahu perjalanan bahtera kita tak akan selalu berlangit cerah, karena syaitan pun tak akan pernah berhenti untuk merusak hidup manusia sampai hari kiamat tiba. Maka ingatkanlah aku dengan kelembutan hatimu, agar tak ada hal lain yang kulakukan untukmu selain mencintaimu dan melindungimu. Sungguh aku tahu wanita itu tercipta dari tulang rusuk pria yang paling bengkok. Maka tak akan ku paksa untuk meluruskan kau hingga patah dan tak akan pula kubiarkan kau tetap bengkok. Islam yang akan selalu menuntunku bagaimana seharusnya aku memperlakukanmu. Sayang percayalah, aku akan selalu mencintaimu di setiap waktuku. Aku akan tetap menciummu, meski pipimu tak lagi sekencang dulu, meski keriput telah menggarisi keningmu. Aku akan tetap membelai rambutmu, meski putih telah memakan habis hitamnya yang indah. Aku akan tetap memelukmu, meski bungkuk badanmu dan ringkih tubuhmu, aku akan selalu berada disampingmu hingga ujung usiaku.


Berjanjilah cinta, apabila tiba saatnya malaikat Izrail memamerkan surga dan neraka di kedua sayapnya di hadapanku. Jangan pernah berhenti untuk membisikkan nama Alloh di telingaku, jangan pernah kau lepas genggaman tanganku dan jangan dulu kau jatuhkan air matamu sebelum malaikat benar-benar mencabut ruh dari ragaku, karena sudah ku bilang: “Apalah arti dunia ini jika aku melihat air matamu”.
Tenanglah kasih, batu nisan memang akan memisahkan dunia kita nanti, tapi ia tak akan pernah mampu untuk memisahkan cinta kita berdua, karena aku mencintaimu sejauh pandangan dunia dan seindah taman-taman surga di akhirat kelak.


Semoga Alloh mengabulkan doa di setiap sujudku, agar pernikahan kita nanti tak hanya dilanggengkan di dunia, tapi juga diabadikan di taman surga-Nya.
Aamiiin ya Rabbal’alamiin…
Aku mencintaimu karena Alloh, wahai bidadari surgaku..

posted by
Calon imammu "PECINTASENILUKIS"